This is featured post 1 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.This theme is Bloggerized by ilho - ilho-hitter.blogspot.com.
This is featured post 2 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.This theme is Bloggerized by ilho - ilho-hitter.blogspot.com.
This is featured post 3 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.This theme is Bloggerized by ilho - ilho-hitter.blogspot.com.
Tampilkan postingan dengan label news. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label news. Tampilkan semua postingan
Kamis, 06 Januari 2011
Alat Yang Akan Mengubah Sampah Plastik Menjadi Minyak Mentah
01.15
iLho Hitter
Sampah plastik memang masih menjadi masalah besar bagi setiap negara karena yang satu ini tidak mudah diurai tetapi di satu sisi memang agak sulit untuk mengurangi penggunaan bahan plastik seperti untuk kantong plastik.
Blest, perusahaan dari Jepang telah menemukan sebuah alat yang bisa mengubah sampah plastik menjadi minyak mentah dan siapapun bisa melakukannya.
Alat ini juga sangat kecil sehingga bisa diletakkan di atas meja dan hanya butuh waktu beberapa saat untuk mengubah sampah plastik menjadi minak mentah.
Proses mengubah sampah plastik menjadi minyak mentah ini dilakukan dengan cara pemanasan yang akan melelehkan plastik dan mengubahnya menjadi gas kemudian dari gas yang ada akan mengubah air menjadi minyak.
Untuk 1 kg sampah plastik bisa menghasilkan 1 liter minyak mentah dan dari minyak mentah tersebut, dengan melakukan proses lanjutan akan bisa mengubahnya menjadi bensin dan lainnya, sama seperti minyak mentah biasa.
Blest akan menjual alat ini dengan harga US$ 9.500 (sekitar hampir 100 juta rupiah) dan kami rasa tidak mahal untuk sebuah alat yang sangat bisa membantu untuk mengurangi sampah plasti apalagi hasilnya bisa dijual kembali.
Sumber berita satu
...semoga bemanfaat...
Speed Camera Yang Bisa Mengecek Banyak Hal
01.08
iLho Hitter
Beruntunglah kita yang tinggal di Indonesia karena tidak ada yang namanya Speed Camera, apalagi kalau ada yang seperti ini, waduh, pasti banyak yang ditilang.
Sebuah teknologi Speed Camera terbaru yang diberi nama Asset (Advanced Safety and Driver Support for Essential Road Transport) tidak hanya memberikan informasi kecepatan saja tetapi juga info lainnya di saat bersamaan.
Melalui kamera 3D dan Infrared serta peralatan lainnya, Speed Camera ini bisa memberi informasi lain di saat bersamaan secara real-time.
Melalui kamera yang ada, alat ini bisa memfoto nomor mobil yang kemudian akan langsung mengecek data ke database di kantor polisi (melalui satelit) untuk mengetahui apakah nomor masih berlaku atau tidak serta mengecek asuransi mobil (di luar semua mobil harus ada asuransi masalahnya).
Selain itu, yang lebih canggih adalah kemampuannya untuk mengambil foto di dalam mobil untuk mengecek apakah anda menggunakan sabuk pengaman atau tidak.
Canggih kan?? Tidak heran kalau Asset butuh dana 7 juta Pounds
Sumber berita satu
...semoga bermanfaat...
Bahan Kain Yang Nyaman Digunakan Sekaligus Menahan Benturan
01.00
iLho Hitter
Biasanya bahan yang digunakan untuk menahan pukulan bersifat keras, tidak fleksibel dan tidak nyaman digunakan tetapi yang satu ini berbeda sama sekali.
Deflexion adalah sebuah material sejenis kain yang bisa melindungi tubuh atau gadget anda dari pukulan atau benturan cukup baik tetapi di satu sisi akan memberikan kenyamanan pada saat menggunakannya.
Bahan Deflexion ini sangat mirip dengan sifat kain biasa yaitu tipis, fleksibel (lentur) dan juga nyaman digunakan (tidak panas).
Delexion akan berubah menjadi keras apabila terkena benturan atau pukulan dan kemudian akan kembali fleksibel setelah itu. Pengerasan yang terjadi inilah yang akan mengurangi resiko benturan.
Bahan ini sendiri bisa digunakan untuk berbagai macam kebutuhan mulai dari baju untuk olahraga, casing untuk ponsel/ notebook sampai sepatu olahraga.
Jenis bahan Deflexion sendiri ada 2 jenis yaitu S-Range dan TP-Range dimana perbedannya ada pada kemampuannya untuk menahan benturan.
sumber berita satu
...semoga bermanfaat...
Joystick Driving System
00.48
iLho Hitter
Kita sudah melihat Conquest Motorcycle yaitu motor khusus bagi pengguna kursi roda tetapi bagaimana dengan mobil khusus pengguna kursi roda?? Sepertinya belum ada deh walaupun ada, tetap saja tidak bisa digunakan bagi orang yang kedua kakinya lumpuh.
Tokyo University of Agriculture and Technology sedang mengembangkan sebuah mobil dengan sistim yang disebut Joystick Driving System.
Sistim ini tidak hanya memudahkan bagi pengguna kursi roda bisa dengan mudah masuk ke dalam mobil tanpa bantuan orang lain tetapi sekaligus memungkinkan bagi orang yang kedua kakinya lumpuh bisa mengendarai kendaraan.
Untuk masuk kendaraan ini, pengguna kursi roda tidak perlu turun karena kursi roda bisa masuk ke dalam mobil melalui pintu belakang dan kursi roda yang digunakan akan juga berfungsi sebagai kursi pengendara.
Sesuai namanya, sebagai pengganti pedal gas dan stir, sistim ini menyediakan 2 buah joystik di kanan dan kiri.
Joystick bagian kanan berfungsi untuk mengontrol stir sedangkan bagian kiri untuk mengontrol kecepatan dan juga rem.
Sebuah teknologi yang pasti berguna, hanya saja kami tidak bisa membayangkan apakah dengan sistim seperti ini lebih beresiko atau tidak.
sumber berita satu
...semoga bermanfaat...
Dompet Yang Bisa Menyelamatkan Anda Dari Debt Collector
00.42
iLho Hitter
Kartu kredit memang nyaman digunakan dibandingkan uang tunai, hanya saja banyak orang yang menjadi "korban" karena mereka bisa belanja walaupun tidak punya uang dan ujung-ujungnya, Debt Collector pada berdatangan ke rumah anda.
MIT Media Lab sedang mengembangkan sebuah teknologi yang disebut Proverbial Wallet yang bisa menghindarkan debt collector datang ke rumah anda.
Proverbial Wallet sendiri sebenarnya adalah sebuah alat yang diletakkan di dompet anda dan bisa terhubung ke komputer/ ponsel dengan koneksi Bluetooth dimana ponsel/ komputer nantinya terhubung ke rekening bank secara online (internet).
Mereka mengembangkan 3 jenis dompet yang bisa disesuaikan dengan sifat si pengguna yaitu :
– Bumblebee
Ini khusus orang yang hanya perlu diingatkan dimana setiap anda menggunakan kartu kredit, dompet ini hanya mengeluarkan bunyi untuk memberitahu bahwa anda baru saja menggunakan kartu kredit
- Peacock
Yang ini juga masih untuk orang yang masih bisa sadar dalam hal belanja dimana dompet ini akan mengembung atau mengempis sesuai dengan kondisi keuangan anda (sisa tabungan)
Yang ini juga masih untuk orang yang masih bisa sadar dalam hal belanja dimana dompet ini akan mengembung atau mengempis sesuai dengan kondisi keuangan anda (sisa tabungan)
Bila sisanya masih banyak maka dompet akan mengembung sedangkan bila "sekarat" dompetnya akan mengempis.
- Mother Bear
Ini khusus bagi anda yang tidak tahu diri dimana sudah tahu tidak punya duit masih ada gesek kartu kredit.
Ini khusus bagi anda yang tidak tahu diri dimana sudah tahu tidak punya duit masih ada gesek kartu kredit.
Dompet jenis ini akan sulit dibuka (terkunci) bila keuangan anda memang sedang dalam keadaan kritis atau budget anda per bulan sudah habis.
Semoga saja teknologi ini bisa terealisasi mengingat belakangan ini banyak orang yang terjerat hutang kartu kredit.
sumber berita satu
...semoga bermanfaat...
Tekologi Layar Sentuh Tanpa Harus Disentuh
00.32
iLho Hitter
Mimesign dari Elliptic Labs adalah sebuah teknologi yang akan membuat sebuah layar sentuh yang bisa dioperasikan tanpa harus disentuh (touchless).
Sama seperti teknologi sejenis, Mimesign akan memudahkan pengorepasian sebuah komputer atau tablet tanpa kita harus menyentuhnya dan nantinya akan lebih dikhususkan untuk kemudahan dalam hal multimedia (putar musik/ film atau melihat gambar/ dokumen).
Bayangkan kita bisa mengganti lagu hanya dengan melambaikan tangan ke kanan atau ke kiri dan menyetop lagu dengan melambaikan tangan ke depan (lihat video). Mimesign rencananya akan dipamerkan di pameran CES 2011 dengan produknya yang dipadukan dengan sebuah iPad
Sumber berita satu
...semoga bermanfaat...
Mengontrol Pemakaian Listrik Melalui Internet Dengan Energy Literacy Platform
00.23
iLho Hitter
Energy Literacy Platform (ELP) dari Sassor bukan sekedar alat yang bisa menghitung biaya listrik anda tetapi sekaligus mengontrol pemakaian sekaligus bisa mematikan peralatan listrik melalui ponsel.
ELP yang terdiri dari 2 bagian yaitu kotak kecil yang disambungkan ke stop kontak dan sebuah receiver yang akan menyambungkan alat ini ke internet serta mengumpulkan data pemakian sehingga data pemakaian dan mengontrol peralatan listrik bisa dilakukan via koneksi internet.
Ketika ELP digunakan, warna lampu LED akan berubah ke kuning atau merah untuk menunjukkan bahwa pemakaian listrik anda sudah melebihi target.
Melalui website EELP kita bisa melihat seluruh pemakaian peralatan listrik yang tersambung dengan ELP dan dengan bantuan aplikasi ELP yang terinstall di ponsel, kita juga bisa langsung mematikan peralatan dari ponsel.
Proyek ELP ini tentu saja bertujuan untuk mengetahui dan sekaligus mungkin membuat kita sadar bahwa ternyata selama ini, alat yang kita gunakan sangat boros listrik
Sumber berita satu
...semoga bermanfaat...
Kaca Anti Ledakan Yang Kuat, Ringan dan Murah
00.11
iLho Hitter
Kaca anti ledakan (peluru) bukan barang baru tetapi berapa banyak orang yang mampu membeli dan memasangnya di rumah? Belum lagi mengingat ketebalan kaca anti peluru, belum tentu rumah anda kuat menopangnya.
Ini berita baiknya, peneliti dari University of Missouri dan University of Sydney sedang mengembangkan sebuah kaca anti peluru yang jauh lebih tipis, ringa, kuat dan paling menarik, juga jauh lebih murah sehingga rumah anda bisa menggunakan kaca yang satu ini.
Sebenarnya tujuan dari kaca anti peluru ini bukan untuk melindungi anda dari terjangan peluru tetapi dari hal lain seperti kaca pecah karena lemparan bola anak tetangga yang memang sangat nakal atau dari gempa bumi dan badai.
Sumber berita satu
...semoga bermanfaat...
Senin, 22 November 2010
VIDEO Pidato Obama di UI Universitas Indonesia Kuliah Umum 2010 Kunjungan di Indonesia
08.33
iLho Hitter
Rabu, 10 November 2010
Inilah pesawat dan mobil yang siap mengantar Barack Obama selama di Indonesia
06.45
iLho Hitter
US Air Force

pesawat ini digunakan untuk mengakut keperluan logistic selama Obama di Indonesia dan pesawat ini juga memuat mobil canggih Obama Cadillac One dan helicopter .
pesawat ini sudah mendarat di badara Halim sejak kemarin. US Secret Service juga menggunakan kendaraan ini.

Air Force One



Pesawat super canggih ini akan mendarat di bandara Halim dan akan siap selalu untuk takeoff sewaktu -waktu jika memang di butuhkan. Pesawat ini ada di halim hingga kunjungan usai.
Cadillac One

Nah yang satu ini adalah mobil super canggih dan memilki keamanan yang sangat tinggi, Mobil ini kemungkinan akan melewati jalan sepanjang Jalan Sudirman hingga Istana Negara dan juga akan parkir di Hotel Shangrila tempat dimana Obama akan bermalam.

US Marine One

untuk yang satu ini kemungkinan akan menjadi kendaraan Obama saat hadir di UI dan akan melintas di udara jakarta tentunya dengan pengawalan pesawat tempur.

Jumat, 05 November 2010
"Awas, Bahaya Merapi Belum Berakhir"
21.34
iLho Hitter
Berita ini merupakan salah satu berita penting untuk diketahui, khususnya warga masyarakat yang saat ini bermukim disekitar Gunung Merapi.
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Tehnologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta mengingatkan pada seluruh masyarakat di sekitar Gunung Merapi. Menurut BPPTK bahaya Merapi belum sepenuhnya berakhir setelah letusan pada tanggal 26 Oktober 2010.
"Sampai saat ini magma belum keluar dan kubah juga belum terbentuk. Jadi, masih ada ancaman yang cukup serius dari Merapi," Kepala BPPTK, Subandiyo, di Yogyakarta, Rabu (27/10).
Berdasarkan data, letusan Merapi selama ini selalu diikuti dengan pembentukan kubah lava seiring dengan keluarnya magma usai meluncurnya wedhus gembel dari pusat letusan. Namun letusan tahun 2010 ini tidak langsung diikuti dengan budaya yang selama ini ada di gunung teraktif di Indonesia itu meski awan panas (wedhus gembel) sudah keluar sejak kemarin. Karenanya, BPPTK masih mempertahankan status awas untuk gunung tersebut.
Ia menjelaskan sifat letusan Merapi tahun ini sangat berbeda. "Kita akui, ilmu pengetahuan tidak cukup untuk memahami gunung ini," tuturnya.
Menurut dia, sifat luncuran awan panas yang dimuntahkan oleh letusan 2010 juga sangat berbeda dengan letusan letusan sebelumnya, baik tahun 1994, 1997, 1998, hingga letusan tahun 2006. Luncuran awan panas pada letusan tahun 2010 ini, menurut Subandiyo, bersifat direct blast atau menyembur terus dari dalam dengan gerakan mendatar.
Bahkan, kata dia, semburan tersebut berlaku terus menerus dengan tenggang waktu yang sangat lama. Bukan hanya itu saja, letusan kali ini hanya menyeburkan pasir dan debu serta tidak diikuti dengan semburan atau guguran material vulkanik yang besar seperti bongkahan batu.
"Material yang keluar hanya pasir dan abu, bongkahan batu hampir tidak ada," tambahnya. Itu mengindikasikan, bahwa material merapi masih utuh bertahan di puncak. Karena itulah, kata dia, bahaya Merapi memang tersebut belum berakhir.
Hal yang sama dikemukakan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). Menurut Kepala PVMBG, Dr Surono, setidaknya ada 7,5 juta meterial gunung Merapi yang belum runtuh
Berikut adalah berita mengenai Gunung Merapi lainnya, dimana pemberitaan ini bersumber dari situs bisnis.com. Berita ini perlu kiranya diketahui, khususnya bagi masyarakat yang saat ini sedang mencari informasi mengenai korban Gunung Merapi.
Sebagian besar korban erupsi Gunung Merapi merupakan korban ganasnya awan panas yang dimuntahkan gunung setinggi 2.968 meter di perbatasan Jawa Tengah-Yogyakarta tersebut.
Awan panas yang juga sering disebut warga sebagai “Wedhus Gembel” tersebut suhunya dapat mencapai 1.000-1.100°C saat keluar kawah, dan ketika menerjang permukiman suhunya menjadi sekitar 500-600°C.
Ketua Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVG) Surono mengungkapkan kecepatan luncuran “Wedhus Gembel” tersebut ditaksir mencapai 200 km/jam.
“Karena gerakan dari muntahan Merapi tersebut bergumpal-gumpal dan berwarna keputihan dan dari jarak jauh seperti bulu wedhus [domba] gembel maka warga setempat menamakannya Wedhus Gembel,” ujar Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta Subandriyo.
Secara umum kandungan “Wedhus Gembel” yang nama ilmiahnya pyroclastic density flow adalah zat padat (debu vulkanik dengan ukuran mulai dari ash sampai lapili), dan fase gas (CO2, sulfur, chlor, uap air dan lainnya) yang bercampur udara.
Pada Gunung Merapi, awan panas terbentuk oleh mekanisme guguran lava baru, sering disebut "nuee ardante d' avalance". Awan panas jenis ini akan mengalir melalui zona lembah sungai dan kanan/ kirinya, mengikuti arah aliran dari luncuran lava pada dasar lembah.
Dalam situs volcanolive.com, pakar vulkanologi John Seach menyebutkan, Merapi merupakan satu gunung yang paling aktif dan berbahaya di dunia.
Merapi memiliki kubah lava dan selalu meletus dalam jangka satu sampai lima tahun, menjadikannya gunung paling aktif di Indonesia. John Seach telah mendokumentasikan aktivitas 180 gunung di seluruh belahan bumi, dan menurutnya Merapi menghasilkan awan panas lebih banyak dari gunung mana pun di dunia.
Dalam situsnya, Seach juga mengungkapkan bahwa gerakan awan panas Merapi mencapai 7 hingga 13 kilometer dari puncak. Sehingga warga yang berada pada radius tersebut harus segera menjauhi puncak dan mencari lokasi yang aman bila aktivitas Gunung Merapi meningkat.
Gunung Merapi terakhir meletus empat tahun lalu, tepatnya pada 8 Juni 2006 pukul 09.03 WIB Merapi meletus dengan menyemburkan awan panas yang membuat ribuan warga di wilayah lereng panik dan melarikan diri ke tempat aman.
Saat itu pemerintah meminta 17.000 warga di lereng Merapi untuk mengungsi. Jatuh 2 orang korban yang berlindung dalam bunker di Kawasan Wisata Kaliadem, Kaliurang.
Sejarah mencatat letusan besar Merapi terjadi pada 1006, 1786, 1822, 1872, dan 1930. Pada 1930, “Wedhus Gembel” memakan korban 1.370 orang di 13 desa di sekitar Merapi. Letusan terbesarnya terjadi pada 1006 yang menyebabkan seluruh Jawa tertutup abu.
Berdasarkan catatan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Gunung Merapi mulai aktif sejak tahun 1006 saat terjadi letusan pertamanya. Rata-rata Merapi meletus dalam siklus pendek yang terjadi setiap antara 2 – 5 tahun dan siklus menengah setiap 5 – 7 tahun.
Siklus terpanjang pernah tercatat setelah mengalami istirahat selama lebih dari 30 tahun, yaitu pada masa awal keberadaannya sebagai gunung api. Memasuki abad ke-16, siklus terpanjang Merapi dicapai selama 71 tahun ketika jeda ketika meletus pada tahun 1587 dan meletus kembali di 1658.
Hampir setiap letusan Gunung Merapi, terutama sejak diamati dengan seksama pada tahun 80-an, selalu diawali dengan gejala yang jelas.
Secara umum peningkatan kegiatan diawali dengan terekamnya gempabumi vulkanik-dalam (tipe A) disusul kemudian munculnya gempa vulkanik-dangkal (tipe B) sebagai realisasi migrasinya fluida ke arah permukaan.
Ketika kubah mulai terbentuk, gempa fase banyak (MP) mulai terekam diikuti dengan makin besarnya jumlah gempa guguran akibat meningkatnya guguran lava. Dalam kondisi demikian, tubuh Merapi mulai terdesak dan mengembang yang dimonitor dengan pengamatan deformasi.
Bagi anda yang ingin mengenal lebih jauh tentang Gunung Merapi, maka berita ini dikira sangat tepat anda baca. Sebab dari pemberitaan yang dipublikasikan oleh situs liputan6.com dengan judul "Mengenal Lebih Dekat Merapi" ini dapat kiranya membantu kita bagi yang belum begitu kenal betul dengan Gunung Merapi selama ini dapat lebih mengenal tentang salah satu gunung yang berstatus paling aktif di Indonesia itu.
Merapi adalah satu dari puluhan gunung berapi di Indonesia yang terletak di perbatasan Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Magelang, Jawa Tengah. Cerita sejarah gunung ini menarik untuk diketahui sebagai pengetahuan, terutama bagi Anda yang awam vulkanologi. Berikut tulisannya yang belum lama ini dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber.
Menurut ahli vulkanologi Berthommier, berdasarkan studi stratigrafi, sejarah geologi Merapi dapat dibagi atas empat bagian, yakni:
Pertama, Pra-Merapi (400 Ribu Tahun Lampau)
Pada masa ini, Merapi disebut "saudara kembar" Gunung Bibi yang memliki kandungan magma andesit basaltik berumur sekitar 700 ribu tahun. Puncak Bibi mempunyai ketinggian sekitar 2.050 meter dari atas permukaan laut (mdpl) yang sejajar dengan puncak Merapi berjarak sekitar 2,5 kilometer.
Karena umurnya yang sangat tua, bebatuan Gunung Bibi mengalami perubahan komposisi mineralogi batuan atau alterasi yang sangat kuat sehingga berubah bentuk menjadi batuan mineral.
Kedua, Merapi Tua (Sekitar 60 Ribu Hingga Delapan Ribu Tahun Silam)
Pada masa ini mulai lahir yang dikenal sebagai Gunung Merapi yang merupakan fase awal membentuk kerucut walaupun belum sempurna. Ekstrusi awalnya berupa lava basaltik yang membentuk Gunung Turgo dan Plawangan berumur sekitar 40 ribu tahun lalu. Produk aktivitasnya terdiri dari batuan dengan komposisi andesit basaltic berupa awan panas, breksiasi lava hingga lahar.
Ketiga, Merapi Pertengahan (Sekitar Delapan Ribu Hingga Dua Ribu Tahun Silam)
Masa ini terjadi beberapa lelehan lava andesitik yang menyusun bukit Batulawang dan Gajahmungkur, yang saat ini tampak di lereng utara Merapi.
Batuannya terdiri dari aliran lava, breksiasi lava dan awan panas. Aktivitas Merapi dicirikan dengan letusan efusif (lelehan) dan eksplosif. Diperkirakan juga terjadi letusan eksplosif ke arah barat yang meninggalkan morfologi tapal kuda sepanjang tujuh kilometer, dengan lebar satu hingga dua kilometer dengan beberapa bukit di lereng barat. Pada periode ini terbentuk Kawah Pasarbubar.
Keempat, Fase Merapi Baru (Sejak Dua Ribu Tahun Lalu Hingga Sekarang)
Pada masa ini, di dalam kawah Pasarbubar terbentuk kerucut puncak Merapi yang kini disebut Gunung Anyar, pusat aktivitas Merapi. Alhasil, ketinggian puncak Merapi naik mencapai 2.968 mdpl. Sempat terjadi letusan besar Merapi lima ratus tahun silam sehingga menutupi Candi Sambisari yang terletak kurang lebih 23 kilometer sebelah selatan Merapi.
Sejak memasuki fase baru, letusan yang sebelumnya bersifat letusan perlahan atau efusif berubah menjadi letusan kencang atau eksplosif, dengan lava kental yang menimbulkan kubah lava. Alhasil, beberapa kali letusan kecil terjadi tiap dua atau tiga tahun, dan yang lebih besar sekitar 10-15 tahun sekali. Tercatat, terjadi letusan Merapi yang berdampak sekitar 1006, 1786, 1822, 1872, dan 1930.
Pada November 1994, Merapi kembali aktif "batuk" yang mengeluarkan embusan awan panas ke bawah hingga menjangkau beberapa desa dan memakan korban puluhan jiwa manusia. Sejak saat itu, aktivitas tinggi letusan kecil berlangsung terus-menerus dan mulai mereda 2003 lalu. Namun, sekitar 4 Juni 2006, Merapi meletus kembali, yang ditandai dengan beberapa kali terjadi gempa dan deformasi hingga memakan korban jiwa.
Kini, Merapi kembali mengamuk mengeluarkan awan panas disertai abu vulkanik atau wedus gembel bersuhu 600 derajat Celsius memakan korban sedikitnya 15 orang tewas, termasuk satu di antaranya Mbah Maridjan, Juru Kunci Gunung Merapi.
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Tehnologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta mengingatkan pada seluruh masyarakat di sekitar Gunung Merapi. Menurut BPPTK bahaya Merapi belum sepenuhnya berakhir setelah letusan pada tanggal 26 Oktober 2010.
"Sampai saat ini magma belum keluar dan kubah juga belum terbentuk. Jadi, masih ada ancaman yang cukup serius dari Merapi," Kepala BPPTK, Subandiyo, di Yogyakarta, Rabu (27/10).
Berdasarkan data, letusan Merapi selama ini selalu diikuti dengan pembentukan kubah lava seiring dengan keluarnya magma usai meluncurnya wedhus gembel dari pusat letusan. Namun letusan tahun 2010 ini tidak langsung diikuti dengan budaya yang selama ini ada di gunung teraktif di Indonesia itu meski awan panas (wedhus gembel) sudah keluar sejak kemarin. Karenanya, BPPTK masih mempertahankan status awas untuk gunung tersebut.
Ia menjelaskan sifat letusan Merapi tahun ini sangat berbeda. "Kita akui, ilmu pengetahuan tidak cukup untuk memahami gunung ini," tuturnya.
Menurut dia, sifat luncuran awan panas yang dimuntahkan oleh letusan 2010 juga sangat berbeda dengan letusan letusan sebelumnya, baik tahun 1994, 1997, 1998, hingga letusan tahun 2006. Luncuran awan panas pada letusan tahun 2010 ini, menurut Subandiyo, bersifat direct blast atau menyembur terus dari dalam dengan gerakan mendatar.
Bahkan, kata dia, semburan tersebut berlaku terus menerus dengan tenggang waktu yang sangat lama. Bukan hanya itu saja, letusan kali ini hanya menyeburkan pasir dan debu serta tidak diikuti dengan semburan atau guguran material vulkanik yang besar seperti bongkahan batu.
"Material yang keluar hanya pasir dan abu, bongkahan batu hampir tidak ada," tambahnya. Itu mengindikasikan, bahwa material merapi masih utuh bertahan di puncak. Karena itulah, kata dia, bahaya Merapi memang tersebut belum berakhir.
Hal yang sama dikemukakan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). Menurut Kepala PVMBG, Dr Surono, setidaknya ada 7,5 juta meterial gunung Merapi yang belum runtuh
Berikut adalah berita mengenai Gunung Merapi lainnya, dimana pemberitaan ini bersumber dari situs bisnis.com. Berita ini perlu kiranya diketahui, khususnya bagi masyarakat yang saat ini sedang mencari informasi mengenai korban Gunung Merapi.
Sebagian besar korban erupsi Gunung Merapi merupakan korban ganasnya awan panas yang dimuntahkan gunung setinggi 2.968 meter di perbatasan Jawa Tengah-Yogyakarta tersebut.
Awan panas yang juga sering disebut warga sebagai “Wedhus Gembel” tersebut suhunya dapat mencapai 1.000-1.100°C saat keluar kawah, dan ketika menerjang permukiman suhunya menjadi sekitar 500-600°C.
Ketua Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVG) Surono mengungkapkan kecepatan luncuran “Wedhus Gembel” tersebut ditaksir mencapai 200 km/jam.
“Karena gerakan dari muntahan Merapi tersebut bergumpal-gumpal dan berwarna keputihan dan dari jarak jauh seperti bulu wedhus [domba] gembel maka warga setempat menamakannya Wedhus Gembel,” ujar Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta Subandriyo.
Secara umum kandungan “Wedhus Gembel” yang nama ilmiahnya pyroclastic density flow adalah zat padat (debu vulkanik dengan ukuran mulai dari ash sampai lapili), dan fase gas (CO2, sulfur, chlor, uap air dan lainnya) yang bercampur udara.
Pada Gunung Merapi, awan panas terbentuk oleh mekanisme guguran lava baru, sering disebut "nuee ardante d' avalance". Awan panas jenis ini akan mengalir melalui zona lembah sungai dan kanan/ kirinya, mengikuti arah aliran dari luncuran lava pada dasar lembah.
Dalam situs volcanolive.com, pakar vulkanologi John Seach menyebutkan, Merapi merupakan satu gunung yang paling aktif dan berbahaya di dunia.
Merapi memiliki kubah lava dan selalu meletus dalam jangka satu sampai lima tahun, menjadikannya gunung paling aktif di Indonesia. John Seach telah mendokumentasikan aktivitas 180 gunung di seluruh belahan bumi, dan menurutnya Merapi menghasilkan awan panas lebih banyak dari gunung mana pun di dunia.
Dalam situsnya, Seach juga mengungkapkan bahwa gerakan awan panas Merapi mencapai 7 hingga 13 kilometer dari puncak. Sehingga warga yang berada pada radius tersebut harus segera menjauhi puncak dan mencari lokasi yang aman bila aktivitas Gunung Merapi meningkat.
Gunung Merapi terakhir meletus empat tahun lalu, tepatnya pada 8 Juni 2006 pukul 09.03 WIB Merapi meletus dengan menyemburkan awan panas yang membuat ribuan warga di wilayah lereng panik dan melarikan diri ke tempat aman.
Saat itu pemerintah meminta 17.000 warga di lereng Merapi untuk mengungsi. Jatuh 2 orang korban yang berlindung dalam bunker di Kawasan Wisata Kaliadem, Kaliurang.
Sejarah mencatat letusan besar Merapi terjadi pada 1006, 1786, 1822, 1872, dan 1930. Pada 1930, “Wedhus Gembel” memakan korban 1.370 orang di 13 desa di sekitar Merapi. Letusan terbesarnya terjadi pada 1006 yang menyebabkan seluruh Jawa tertutup abu.
Berdasarkan catatan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Gunung Merapi mulai aktif sejak tahun 1006 saat terjadi letusan pertamanya. Rata-rata Merapi meletus dalam siklus pendek yang terjadi setiap antara 2 – 5 tahun dan siklus menengah setiap 5 – 7 tahun.
Siklus terpanjang pernah tercatat setelah mengalami istirahat selama lebih dari 30 tahun, yaitu pada masa awal keberadaannya sebagai gunung api. Memasuki abad ke-16, siklus terpanjang Merapi dicapai selama 71 tahun ketika jeda ketika meletus pada tahun 1587 dan meletus kembali di 1658.
Hampir setiap letusan Gunung Merapi, terutama sejak diamati dengan seksama pada tahun 80-an, selalu diawali dengan gejala yang jelas.
Secara umum peningkatan kegiatan diawali dengan terekamnya gempabumi vulkanik-dalam (tipe A) disusul kemudian munculnya gempa vulkanik-dangkal (tipe B) sebagai realisasi migrasinya fluida ke arah permukaan.
Ketika kubah mulai terbentuk, gempa fase banyak (MP) mulai terekam diikuti dengan makin besarnya jumlah gempa guguran akibat meningkatnya guguran lava. Dalam kondisi demikian, tubuh Merapi mulai terdesak dan mengembang yang dimonitor dengan pengamatan deformasi.
Bagi anda yang ingin mengenal lebih jauh tentang Gunung Merapi, maka berita ini dikira sangat tepat anda baca. Sebab dari pemberitaan yang dipublikasikan oleh situs liputan6.com dengan judul "Mengenal Lebih Dekat Merapi" ini dapat kiranya membantu kita bagi yang belum begitu kenal betul dengan Gunung Merapi selama ini dapat lebih mengenal tentang salah satu gunung yang berstatus paling aktif di Indonesia itu.
Merapi adalah satu dari puluhan gunung berapi di Indonesia yang terletak di perbatasan Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Magelang, Jawa Tengah. Cerita sejarah gunung ini menarik untuk diketahui sebagai pengetahuan, terutama bagi Anda yang awam vulkanologi. Berikut tulisannya yang belum lama ini dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber.
Menurut ahli vulkanologi Berthommier, berdasarkan studi stratigrafi, sejarah geologi Merapi dapat dibagi atas empat bagian, yakni:
Pertama, Pra-Merapi (400 Ribu Tahun Lampau)
Pada masa ini, Merapi disebut "saudara kembar" Gunung Bibi yang memliki kandungan magma andesit basaltik berumur sekitar 700 ribu tahun. Puncak Bibi mempunyai ketinggian sekitar 2.050 meter dari atas permukaan laut (mdpl) yang sejajar dengan puncak Merapi berjarak sekitar 2,5 kilometer.
Karena umurnya yang sangat tua, bebatuan Gunung Bibi mengalami perubahan komposisi mineralogi batuan atau alterasi yang sangat kuat sehingga berubah bentuk menjadi batuan mineral.
Kedua, Merapi Tua (Sekitar 60 Ribu Hingga Delapan Ribu Tahun Silam)
Pada masa ini mulai lahir yang dikenal sebagai Gunung Merapi yang merupakan fase awal membentuk kerucut walaupun belum sempurna. Ekstrusi awalnya berupa lava basaltik yang membentuk Gunung Turgo dan Plawangan berumur sekitar 40 ribu tahun lalu. Produk aktivitasnya terdiri dari batuan dengan komposisi andesit basaltic berupa awan panas, breksiasi lava hingga lahar.
Ketiga, Merapi Pertengahan (Sekitar Delapan Ribu Hingga Dua Ribu Tahun Silam)
Masa ini terjadi beberapa lelehan lava andesitik yang menyusun bukit Batulawang dan Gajahmungkur, yang saat ini tampak di lereng utara Merapi.
Batuannya terdiri dari aliran lava, breksiasi lava dan awan panas. Aktivitas Merapi dicirikan dengan letusan efusif (lelehan) dan eksplosif. Diperkirakan juga terjadi letusan eksplosif ke arah barat yang meninggalkan morfologi tapal kuda sepanjang tujuh kilometer, dengan lebar satu hingga dua kilometer dengan beberapa bukit di lereng barat. Pada periode ini terbentuk Kawah Pasarbubar.
Keempat, Fase Merapi Baru (Sejak Dua Ribu Tahun Lalu Hingga Sekarang)
Pada masa ini, di dalam kawah Pasarbubar terbentuk kerucut puncak Merapi yang kini disebut Gunung Anyar, pusat aktivitas Merapi. Alhasil, ketinggian puncak Merapi naik mencapai 2.968 mdpl. Sempat terjadi letusan besar Merapi lima ratus tahun silam sehingga menutupi Candi Sambisari yang terletak kurang lebih 23 kilometer sebelah selatan Merapi.
Sejak memasuki fase baru, letusan yang sebelumnya bersifat letusan perlahan atau efusif berubah menjadi letusan kencang atau eksplosif, dengan lava kental yang menimbulkan kubah lava. Alhasil, beberapa kali letusan kecil terjadi tiap dua atau tiga tahun, dan yang lebih besar sekitar 10-15 tahun sekali. Tercatat, terjadi letusan Merapi yang berdampak sekitar 1006, 1786, 1822, 1872, dan 1930.
Pada November 1994, Merapi kembali aktif "batuk" yang mengeluarkan embusan awan panas ke bawah hingga menjangkau beberapa desa dan memakan korban puluhan jiwa manusia. Sejak saat itu, aktivitas tinggi letusan kecil berlangsung terus-menerus dan mulai mereda 2003 lalu. Namun, sekitar 4 Juni 2006, Merapi meletus kembali, yang ditandai dengan beberapa kali terjadi gempa dan deformasi hingga memakan korban jiwa.
Kini, Merapi kembali mengamuk mengeluarkan awan panas disertai abu vulkanik atau wedus gembel bersuhu 600 derajat Celsius memakan korban sedikitnya 15 orang tewas, termasuk satu di antaranya Mbah Maridjan, Juru Kunci Gunung Merapi.
Siapa Mbak Marijan?
21.24
iLho Hitter
Mas Penewu Suraksohargo, nama asli dari Mbah Maridjan lahir pada tahun 1927, di Dukuh Kinahrejo, Desa Umbulharjo, Cangkringan, Sleman. Di llingungannya sosok Mbah Maridjan amaty disegani, sehjingga pengaruhnya amat kuat sampai ke Keraton Jogjakarta. Karena kecintaaannya pada Gunung Merapi, sehingga seakan Mbah Marjidan sudah amat menyatu dengan kebesaran Merapi.
Karakter Gunung Merapi seakan sudah dipahami betul oleh Mbah Maridjan yang lantas disebut banyak orang sebagai budayawan, karena kekuatannya mengangkat kearifan lokal.
Fakta mencatat dari tahun ke tahun Mbah Maridjan selalu menjadi tumpuan atau referensi mengenai kondisi gunung yang selalu bergolak sejak beratus tahun itu. Inilah catatannya:
- Tahun 1970, diangkat menjadi wakil juru kunci Gunung Merapi.
- Tahun 1982, Sri Sultan Hamengkubuwono IX mengangkat Mbah Maridjan menjadi juru kunci Gunung Merapi.
Mbah Maridjan memiliki empat orang anak diantaranya Mbah Ajungan (menjadi penasihat presiden Sukarno tahun 1968-1969, kemudian menjadi wali Mangkunagara VIII tahun 1974-1987), Raden Ayu Surjuna, Raden Ayu Murjana dan Raden Mas Kumambang.
Menurut catatan Wikipedia, sejak Mbah Maridjan menjabat sebagai juru kunci setidaknya Gunung Merapi sudah lima kali meletus yakni di tahun 1994, 1998, 2001-2003 berupa aktivitas tinggi yang berlangsung terus-menerus, 2006 dan 26 Oktober 2010.
Karakter Gunung Merapi seakan sudah dipahami betul oleh Mbah Maridjan yang lantas disebut banyak orang sebagai budayawan, karena kekuatannya mengangkat kearifan lokal.
Fakta mencatat dari tahun ke tahun Mbah Maridjan selalu menjadi tumpuan atau referensi mengenai kondisi gunung yang selalu bergolak sejak beratus tahun itu. Inilah catatannya:
- Tahun 1970, diangkat menjadi wakil juru kunci Gunung Merapi.
- Tahun 1982, Sri Sultan Hamengkubuwono IX mengangkat Mbah Maridjan menjadi juru kunci Gunung Merapi.
Mbah Maridjan memiliki empat orang anak diantaranya Mbah Ajungan (menjadi penasihat presiden Sukarno tahun 1968-1969, kemudian menjadi wali Mangkunagara VIII tahun 1974-1987), Raden Ayu Surjuna, Raden Ayu Murjana dan Raden Mas Kumambang.
Menurut catatan Wikipedia, sejak Mbah Maridjan menjabat sebagai juru kunci setidaknya Gunung Merapi sudah lima kali meletus yakni di tahun 1994, 1998, 2001-2003 berupa aktivitas tinggi yang berlangsung terus-menerus, 2006 dan 26 Oktober 2010.
Gunung Berapi Indonesia yang terkenal di Dunia karena letusannya
21.18
iLho Hitter
1. Toba Supervolcano (VEI=8)
Merupakan letusan gunung berapi yang paling dahsyat yang pernah diketahui di planet Bumi ini. Dan hampir memusnahkan generasi umat manusia di planet Bumi.
73.000 tahun yang lalu letusan dari supervolcano di Indonesia hampir memusnahkan seluruh umat manusia. Hanya sedikit yang selamat. Dan setelah Tsunami Gunung Berapi Di Indonesia menjadi Aktif sekali lagi dan mengancam umat manusia.
Letusan ini tidak bisa dibandingkan dengan apapun yang telah dialami di bumi sejak masa dimana manusia bisa berjalan tegak. Dibandingkan dengan SuperVolcano Toba, bahkan krakatau yang menyebabkan sepuluh ribu korban jiwa pada 1883 hanyalah sebuah sendawa kecil.
Padahal krakatau memiliki daya ledak setara dengan 150 megaton TNT. Sebagai perbandingan: ledakan Bom Nuklir hiroshima hanya memiliki daya ledak 0,015 megaton, dan secara lisan maka daya musnahnya 10.000 kali lebih lemah dibanding krakatau.
Seperti yang telah diketahui oleh para ilmuwan, toba hampir memusnahkan umat manusia 73.00 tahun yang lalu. Saat itu manusia neanderthal menghuni bumi kita bersamaan dengan homo sapiens di eropa, serta homo erectus dan homo floresiensis di asia. Saat itu sangat dingin di eropa, Zaman es terakhir ini berjalan lancar dimana kijang, kuda liar dan rusa raksasa diburu. Selain makanan herbivora, mammoth dan badak berbulu juga seringkali menjadi menu makanan manusia saat Toba, dengan diameter 90 kilometer di pulau yang sekarang dikenal dengan nama Sumatera.Meledak dalam arti yang sebenarnya.
Bersamaan dengan gelombang besar tsunami, ada 2.800 kilometer kubik abu yang dikeluarkan, yang menyebar ke seluruh atmosfir bumi kita. Yang mungkin telah mengurangi jumlah populasi manusia menjadi hanya sekitar 5000 sampai 10000 manusia saja.
Sebenarnya manusia jaman sekarang berasal dari beberapa ribu manusia yang selamat dari letusan super volcano Toba 73.000 tahun yang lalu
Oleh karena itu Gunung berapi di Indonesia bertanggung jawab atas hampir musnahnya umat manusia. Dan Dari 60 hingga 70 gunung berapi yang dapat ditemuai di area tersebut(Indonesia) sekarang. Beberapa diantaranya menjadi aktif kembali dalam beberapa bulan maupun beberapa minggu setelah gempa di dasarlaut pada bulan desember 2004.
Walaupun Toba sampai saat ini masih tertidur jauh dan aman dibawah sebuah laut besar yang menyandang nama sama di Sumatera Utara. banyak orang yang takut apabila suatu saat Gunung Berapi aktif di Talang yang berada 300 kilometer di selatan Toba meletus, bisa membangunkan Raksasa yang tertidur.
Vulkanologis Prof. Ray Cas mengatakan ‘Hal itu mungkin saja terjadi, tapi bila hanya Toba siap untuk meletus dan kejadian diatas bukanlah satu-satunya indikasi akan kejadian tersebut.”
Sang ahli tersebut berpikir bahwa mungkin saja suatu hari nanti letusan besar lain akan terjadi tapi hal itu baru akan mungkin terjadi sekitar 10.000 atau bahkan 100.000 tahun lagi.Tetapi biar bagaimana pun tidak semua hal dapat diprediksi semua hal dapat diprediksi.
2. Gunung Tambora (VEI=7)
Aktivitas vulkanik gunung berapi ini mencapai puncaknya pada bulan April tahun 1815 ketika meletus dalam skala tujuh pada Volcanic Explosivity Index. Letusan tersebut menjadi letusan tebesar sejak letusan danau Taupo pada tahun 181. Letusan gunung ini terdengar hingga pulau Sumatra (lebih dari 2.000 km). Abu vulkanik jatuh di Kalimantan, Sulawesi, Jawa dan Maluku. Letusan gunung ini menyebabkan kematian hingga tidak kurang dari 71.000 orang dengan 11.000—12.000 di antaranya terbunuh secara langsung akibat dari letusan tersebut. Bahkan beberapa peneliti memperkirakan sampai 92.000 orang terbunuh, tetapi angka ini diragukan karena berdasarkan atas perkiraan yang terlalu tinggi. Lebih dari itu, letusan gunung ini menyebabkan perubahan iklim dunia. Satu tahun berikutnya (1816) sering disebut sebagai Tahun tanpa musim panas karena perubahan drastis dari cuaca Amerika Utara dan Eropa karena debu yang dihasilkan dari letusan Tambora ini. Akibat perubahan iklim yang drastis ini banyak panen yang gagal dan kematian ternak di Belahan Utara yang menyebabkan terjadinya kelaparan terburuk pada abad ke-19.
Selama penggalian arkeologi tahun 2004, tim arkeolog menemukan sisa kebudayaan yang terkubur oleh letusan tahun 1815 di kedalaman 3 meter pada endapan piroklastik. Artifak-artifak tersebut ditemukan pada posisi yang sama ketika terjadi letusan di tahun 1815. Karena ciri-ciri yang serupa inilah, temuan tersebut sering disebut sebagai Pompeii dari timur.
3. Maninjau (VEI=7)
Kaldera Maninjau dibentuk oleh letusan gunung berapi diperkirakan terjadi sekitar 52.000 tahun yang lalu. Simpanan dari letusan telah ditemukan dalam distribusi radial sekitar Maninjau membentang hingga 50 km di sebelah timur, 75 km di tenggara, dan barat ke pantai ini. Deposito diperkirakan akan didistribusikan lebih dari 8.500 km ² dan memiliki volume 220-250 km ³. kaldera ini memiliki panjang 20 km dan lebar 8 km.
4. Krakatau (VEI=6)
Krakatau adalah kepulauan vulkanik yang masih aktif dan berada di Selat Sunda antara pulau Jawa dan Sumatra. Nama ini pernah disematkan pada satu puncak gunung berapi di sana (Gunung Krakatau) yang sirna karena letusannya sendiri pada tanggal 26-27 Agustus 1883. Letusan itu sangat dahsyat; awan panas dan tsunami yang diakibatkannya menewaskan sekitar 36.000 jiwa. Sampai sebelum tanggal 26 Desember 2004, tsunami ini adalah yang terdahsyat di kawasan Samudera Hindia. Suara letusan itu terdengar sampai di Alice Springs, Australia dan Pulau Rodrigues dekat Afrika, 4.653 kilometer. Daya ledaknya diperkirakan mencapai 30.000 kali bom atom yang diledakkan di Hiroshima dan Nagasaki di akhir Perang Dunia II.
Letusan Krakatau menyebabkan perubahan iklim global. Dunia sempat gelap selama dua setengah hari akibat debu vulkanis yang menutupi atmosfer. Matahari bersinar redup sampai setahun berikutnya. Hamburan debu tampak di langit Norwegia hingga New York.
Ledakan Krakatau ini sebenarnya masih kalah dibandingkan dengan letusan Gunung Toba dan Gunung Tambora di Indonesia, Gunung Tanpo di Selandia Baru dan Gunung Katmal di Alaska. Namun gunung-gunung tersebut meletus jauh di masa populasi manusia masih sangat sedikit. Sementara ketika Gunung Krakatau meletus, populasi manusia sudah cukup padat, sains dan teknologi telah berkembang, telegraf sudah ditemukan, dan kabel bawah laut sudah dipasang. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa saat itu teknologi informasi sedang tumbuh dan berkembang pesat.
Tercatat bahwa letusan Gunung Krakatau adalah bencana besar pertama di dunia setelah penemuan telegraf bawah laut. Kemajuan tersebut, sayangnya belum diimbangi dengan kemajuan di bidang geologi. Para ahli geologi saat itu bahkan belum mampu memberikan penjelasan mengenai letusan tersebut.
5. Gunung Agung (VEI=5)
Gunung Agung terakhir meletus pada 1963-64 dan masih aktif, dengan sebuah kawah besar dan sangat dalam yang kadang-kadang mengeluarkan asap dan abu. Dari kejauhan, gunung ini tampak kerucut, meskipun didalamnya terdapat kawah besar.
Dari puncak gunung, adalah mungkin untuk melihat puncak Gunung Rinjani di pulau Lombok, meskipun kedua gunung sering tertutup awan.
Pada tanggal 18 Februari 1963, penduduk setempat mendengar ledakan keras dan melihat awan naik dari kawah Gunung Agung. Pada tanggal 24 Februari lava mulai mengalir menuruni lereng utara gunung, akhirnya perjalanan 7 km dalam 20 hari mendatang. Pada tanggal 17 Maret, gunung berapi meletus, mengirimkan puing-puing 8-10 km ke udara dan menghasilkan aliran piroklastik yang besar. Arus ini banyak menghancurkan desa-desa, menewaskan sekitar 1500 orang. Sebuah letusan kedua pada 16 Mei menyebabkan aliran awan panas yang menewaskan 200 penduduk lain.
6. Gunung Galunggung (VEI=5)
Gunung Galunggung tercatat pernah meletus pada tahun 1882 (VEI=5). Tanda-tanda awal letusan diketahui pada bulan Juli 1822, di mana air Cikunir menjadi keruh dan berlumpur. Hasil pemeriksaan kawah menunjukkan bahwa air keruh tersebut panas dan kadang muncul kolom asap dari dalam kawah. Kemudian pada tanggal 8 Oktober s.d. 12 Oktober, letusan menghasilkan hujan pasir kemerahan yang sangat panas, abu halus, awan panas, serta lahar. Aliran lahar bergerak ke arah tenggara mengikuti aliran-aliran sungai. Letusan ini menewaskan 4.011 jiwa dan menghancurkan 114 desa, dengan kerusakan lahan ke arah timur dan selatan sejauh 40 km dari puncak gunung.
7. Gunung Merapi (VEI=4)
Gunung Merapi adalah yang termuda dalam kumpulan gunung berapi di bagian selatan Pulau Jawa. Gunung ini terletak di zona subduksi, dimana Lempeng Indo-Australia terus bergerak ke bawah Lempeng Eurasia. Letusan di daerah tersebut berlangsung sejak 400.000 tahun lalu, dan sampai 10.000 tahun lalu jenis letusannya adalah efusif. Setelah itu, letusannya menjadi eksplosif, dengan lava kental yang menimbulkan kubah-kubah lava.
Letusan-letusan kecil terjadi tiap 2-3 tahun, dan yang lebih besar sekitar 10-15 tahun sekali. Letusan-letusan Merapi yang dampaknya besar antara lain di tahun 1006, 1786, 1822, 1872, dan 1930. Letusan besar pada tahun 1006 membuat seluruh bagian tengah Pulau Jawa diselubungi abu. Diperkirakan, letusan tersebut menyebabkan kerajaan Mataram Kuno harus berpindah ke Jawa Timur. Letusannya di tahun 1930 menghancurkan 13 desa dan menewaskan 1400 orang.
8. Gunung Kelud (VEI=4)
Sejak abad ke-15, Gunung Kelut telah memakan korban lebih dari 15.000 jiwa. Letusan gunung ini pada tahun 1586 merenggut korban lebih dari 10.000 jiwa. Sebuah sistem untuk mengalihkan aliran lahar telah dibuat secara ekstensif pada tahun 1926 dan masih berfungsi hingga kini setelah letusan pada tahun 1919 memakan korban hingga ribuan jiwa akibat banjir lahar dingin menyapu pemukiman penduduk.
Pada abad ke-20, Gunung Kelut tercatat meletus pada tahun 1901, 1919 (1 Mei), 1951, 1966, dan 1990. Tahun 2007 gunung ini kembali meningkat aktivitasnya. Pola ini membawa para ahli gunung api pada siklus 15 tahunan bagi letusan gunung ini.
Merupakan letusan gunung berapi yang paling dahsyat yang pernah diketahui di planet Bumi ini. Dan hampir memusnahkan generasi umat manusia di planet Bumi.
73.000 tahun yang lalu letusan dari supervolcano di Indonesia hampir memusnahkan seluruh umat manusia. Hanya sedikit yang selamat. Dan setelah Tsunami Gunung Berapi Di Indonesia menjadi Aktif sekali lagi dan mengancam umat manusia.
Letusan ini tidak bisa dibandingkan dengan apapun yang telah dialami di bumi sejak masa dimana manusia bisa berjalan tegak. Dibandingkan dengan SuperVolcano Toba, bahkan krakatau yang menyebabkan sepuluh ribu korban jiwa pada 1883 hanyalah sebuah sendawa kecil.
Padahal krakatau memiliki daya ledak setara dengan 150 megaton TNT. Sebagai perbandingan: ledakan Bom Nuklir hiroshima hanya memiliki daya ledak 0,015 megaton, dan secara lisan maka daya musnahnya 10.000 kali lebih lemah dibanding krakatau.
Seperti yang telah diketahui oleh para ilmuwan, toba hampir memusnahkan umat manusia 73.00 tahun yang lalu. Saat itu manusia neanderthal menghuni bumi kita bersamaan dengan homo sapiens di eropa, serta homo erectus dan homo floresiensis di asia. Saat itu sangat dingin di eropa, Zaman es terakhir ini berjalan lancar dimana kijang, kuda liar dan rusa raksasa diburu. Selain makanan herbivora, mammoth dan badak berbulu juga seringkali menjadi menu makanan manusia saat Toba, dengan diameter 90 kilometer di pulau yang sekarang dikenal dengan nama Sumatera.Meledak dalam arti yang sebenarnya.
Bersamaan dengan gelombang besar tsunami, ada 2.800 kilometer kubik abu yang dikeluarkan, yang menyebar ke seluruh atmosfir bumi kita. Yang mungkin telah mengurangi jumlah populasi manusia menjadi hanya sekitar 5000 sampai 10000 manusia saja.
Sebenarnya manusia jaman sekarang berasal dari beberapa ribu manusia yang selamat dari letusan super volcano Toba 73.000 tahun yang lalu
Oleh karena itu Gunung berapi di Indonesia bertanggung jawab atas hampir musnahnya umat manusia. Dan Dari 60 hingga 70 gunung berapi yang dapat ditemuai di area tersebut(Indonesia) sekarang. Beberapa diantaranya menjadi aktif kembali dalam beberapa bulan maupun beberapa minggu setelah gempa di dasarlaut pada bulan desember 2004.
Walaupun Toba sampai saat ini masih tertidur jauh dan aman dibawah sebuah laut besar yang menyandang nama sama di Sumatera Utara. banyak orang yang takut apabila suatu saat Gunung Berapi aktif di Talang yang berada 300 kilometer di selatan Toba meletus, bisa membangunkan Raksasa yang tertidur.
Vulkanologis Prof. Ray Cas mengatakan ‘Hal itu mungkin saja terjadi, tapi bila hanya Toba siap untuk meletus dan kejadian diatas bukanlah satu-satunya indikasi akan kejadian tersebut.”
Sang ahli tersebut berpikir bahwa mungkin saja suatu hari nanti letusan besar lain akan terjadi tapi hal itu baru akan mungkin terjadi sekitar 10.000 atau bahkan 100.000 tahun lagi.Tetapi biar bagaimana pun tidak semua hal dapat diprediksi semua hal dapat diprediksi.
2. Gunung Tambora (VEI=7)
Aktivitas vulkanik gunung berapi ini mencapai puncaknya pada bulan April tahun 1815 ketika meletus dalam skala tujuh pada Volcanic Explosivity Index. Letusan tersebut menjadi letusan tebesar sejak letusan danau Taupo pada tahun 181. Letusan gunung ini terdengar hingga pulau Sumatra (lebih dari 2.000 km). Abu vulkanik jatuh di Kalimantan, Sulawesi, Jawa dan Maluku. Letusan gunung ini menyebabkan kematian hingga tidak kurang dari 71.000 orang dengan 11.000—12.000 di antaranya terbunuh secara langsung akibat dari letusan tersebut. Bahkan beberapa peneliti memperkirakan sampai 92.000 orang terbunuh, tetapi angka ini diragukan karena berdasarkan atas perkiraan yang terlalu tinggi. Lebih dari itu, letusan gunung ini menyebabkan perubahan iklim dunia. Satu tahun berikutnya (1816) sering disebut sebagai Tahun tanpa musim panas karena perubahan drastis dari cuaca Amerika Utara dan Eropa karena debu yang dihasilkan dari letusan Tambora ini. Akibat perubahan iklim yang drastis ini banyak panen yang gagal dan kematian ternak di Belahan Utara yang menyebabkan terjadinya kelaparan terburuk pada abad ke-19.
Selama penggalian arkeologi tahun 2004, tim arkeolog menemukan sisa kebudayaan yang terkubur oleh letusan tahun 1815 di kedalaman 3 meter pada endapan piroklastik. Artifak-artifak tersebut ditemukan pada posisi yang sama ketika terjadi letusan di tahun 1815. Karena ciri-ciri yang serupa inilah, temuan tersebut sering disebut sebagai Pompeii dari timur.
3. Maninjau (VEI=7)
Kaldera Maninjau dibentuk oleh letusan gunung berapi diperkirakan terjadi sekitar 52.000 tahun yang lalu. Simpanan dari letusan telah ditemukan dalam distribusi radial sekitar Maninjau membentang hingga 50 km di sebelah timur, 75 km di tenggara, dan barat ke pantai ini. Deposito diperkirakan akan didistribusikan lebih dari 8.500 km ² dan memiliki volume 220-250 km ³. kaldera ini memiliki panjang 20 km dan lebar 8 km.
4. Krakatau (VEI=6)
Krakatau adalah kepulauan vulkanik yang masih aktif dan berada di Selat Sunda antara pulau Jawa dan Sumatra. Nama ini pernah disematkan pada satu puncak gunung berapi di sana (Gunung Krakatau) yang sirna karena letusannya sendiri pada tanggal 26-27 Agustus 1883. Letusan itu sangat dahsyat; awan panas dan tsunami yang diakibatkannya menewaskan sekitar 36.000 jiwa. Sampai sebelum tanggal 26 Desember 2004, tsunami ini adalah yang terdahsyat di kawasan Samudera Hindia. Suara letusan itu terdengar sampai di Alice Springs, Australia dan Pulau Rodrigues dekat Afrika, 4.653 kilometer. Daya ledaknya diperkirakan mencapai 30.000 kali bom atom yang diledakkan di Hiroshima dan Nagasaki di akhir Perang Dunia II.
Letusan Krakatau menyebabkan perubahan iklim global. Dunia sempat gelap selama dua setengah hari akibat debu vulkanis yang menutupi atmosfer. Matahari bersinar redup sampai setahun berikutnya. Hamburan debu tampak di langit Norwegia hingga New York.
Ledakan Krakatau ini sebenarnya masih kalah dibandingkan dengan letusan Gunung Toba dan Gunung Tambora di Indonesia, Gunung Tanpo di Selandia Baru dan Gunung Katmal di Alaska. Namun gunung-gunung tersebut meletus jauh di masa populasi manusia masih sangat sedikit. Sementara ketika Gunung Krakatau meletus, populasi manusia sudah cukup padat, sains dan teknologi telah berkembang, telegraf sudah ditemukan, dan kabel bawah laut sudah dipasang. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa saat itu teknologi informasi sedang tumbuh dan berkembang pesat.
Tercatat bahwa letusan Gunung Krakatau adalah bencana besar pertama di dunia setelah penemuan telegraf bawah laut. Kemajuan tersebut, sayangnya belum diimbangi dengan kemajuan di bidang geologi. Para ahli geologi saat itu bahkan belum mampu memberikan penjelasan mengenai letusan tersebut.
5. Gunung Agung (VEI=5)
Gunung Agung terakhir meletus pada 1963-64 dan masih aktif, dengan sebuah kawah besar dan sangat dalam yang kadang-kadang mengeluarkan asap dan abu. Dari kejauhan, gunung ini tampak kerucut, meskipun didalamnya terdapat kawah besar.
Dari puncak gunung, adalah mungkin untuk melihat puncak Gunung Rinjani di pulau Lombok, meskipun kedua gunung sering tertutup awan.
Pada tanggal 18 Februari 1963, penduduk setempat mendengar ledakan keras dan melihat awan naik dari kawah Gunung Agung. Pada tanggal 24 Februari lava mulai mengalir menuruni lereng utara gunung, akhirnya perjalanan 7 km dalam 20 hari mendatang. Pada tanggal 17 Maret, gunung berapi meletus, mengirimkan puing-puing 8-10 km ke udara dan menghasilkan aliran piroklastik yang besar. Arus ini banyak menghancurkan desa-desa, menewaskan sekitar 1500 orang. Sebuah letusan kedua pada 16 Mei menyebabkan aliran awan panas yang menewaskan 200 penduduk lain.
6. Gunung Galunggung (VEI=5)
Gunung Galunggung tercatat pernah meletus pada tahun 1882 (VEI=5). Tanda-tanda awal letusan diketahui pada bulan Juli 1822, di mana air Cikunir menjadi keruh dan berlumpur. Hasil pemeriksaan kawah menunjukkan bahwa air keruh tersebut panas dan kadang muncul kolom asap dari dalam kawah. Kemudian pada tanggal 8 Oktober s.d. 12 Oktober, letusan menghasilkan hujan pasir kemerahan yang sangat panas, abu halus, awan panas, serta lahar. Aliran lahar bergerak ke arah tenggara mengikuti aliran-aliran sungai. Letusan ini menewaskan 4.011 jiwa dan menghancurkan 114 desa, dengan kerusakan lahan ke arah timur dan selatan sejauh 40 km dari puncak gunung.
7. Gunung Merapi (VEI=4)
Gunung Merapi adalah yang termuda dalam kumpulan gunung berapi di bagian selatan Pulau Jawa. Gunung ini terletak di zona subduksi, dimana Lempeng Indo-Australia terus bergerak ke bawah Lempeng Eurasia. Letusan di daerah tersebut berlangsung sejak 400.000 tahun lalu, dan sampai 10.000 tahun lalu jenis letusannya adalah efusif. Setelah itu, letusannya menjadi eksplosif, dengan lava kental yang menimbulkan kubah-kubah lava.
Letusan-letusan kecil terjadi tiap 2-3 tahun, dan yang lebih besar sekitar 10-15 tahun sekali. Letusan-letusan Merapi yang dampaknya besar antara lain di tahun 1006, 1786, 1822, 1872, dan 1930. Letusan besar pada tahun 1006 membuat seluruh bagian tengah Pulau Jawa diselubungi abu. Diperkirakan, letusan tersebut menyebabkan kerajaan Mataram Kuno harus berpindah ke Jawa Timur. Letusannya di tahun 1930 menghancurkan 13 desa dan menewaskan 1400 orang.
8. Gunung Kelud (VEI=4)
Sejak abad ke-15, Gunung Kelut telah memakan korban lebih dari 15.000 jiwa. Letusan gunung ini pada tahun 1586 merenggut korban lebih dari 10.000 jiwa. Sebuah sistem untuk mengalihkan aliran lahar telah dibuat secara ekstensif pada tahun 1926 dan masih berfungsi hingga kini setelah letusan pada tahun 1919 memakan korban hingga ribuan jiwa akibat banjir lahar dingin menyapu pemukiman penduduk.
Pada abad ke-20, Gunung Kelut tercatat meletus pada tahun 1901, 1919 (1 Mei), 1951, 1966, dan 1990. Tahun 2007 gunung ini kembali meningkat aktivitasnya. Pola ini membawa para ahli gunung api pada siklus 15 tahunan bagi letusan gunung ini.








